Senin, 20 April 2009

Profil Eksekutif

Kepuasan Batin Miriam Nainggolan
Bagi Miriam Nainggolan, keberhasilan seseorang apalagi yang memilih berkarir di bidang sosial kemasyarakatan tidak bisa diukur secara materi. “Menjadi seorang eksekutif professional di bidang HRD dengan menjadi seorang eksekutif di LSM memiliki kepuasan yang mungkin tak jauh berbeda karena sama-sama bekerja untuk mencerdaskan orang banyak,” kata mantan direktur HRD Agro Manunggal Group yang pada tahun 2000 memilih menjadi Direktur Eksekutif Komnas HAM itu.
Menurut wanita yang biasa disapa Mir ini, keberhasilan seseorang yang bekerja dan beraktifitas dalam bidang sosial kemasyarakatan tidak bisa diukur secara materi karena bisa berbuat sesuatu yang lebih bermanfaat dan bermakna bagi orang lain. “Memang benar di HRD kita bekerja untuk mencerdaskan orang, tetapi bedanya, di sini kami harus lebih banyak menggunakan hati dan perasaan, lebih meningkatkan rasa empati kita karena bertemu langsung dengan golongan masyarakat yang tidak beruntung,” tambah Direktur Eksekutif Yayasan Pulih tersebut.
Setelah beberapa tahun malang melintang di Komnas HAM, Mir akhirnya benar-benar menggeluti dunia LSM sepenuhnya. Sekitar tahun 2003, perempuan yang memilih hidup melajang ini bergabung dengan Yayasan Pulih sampai sekarang. Yayasan Pulih adalah sebuah lembaga non profit dengan aktifitas psikososial berbasis komunitas yang bekerja untuk pemulihan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), korban konflik, serta mereka yang mengalami trauma akibat bencana alam dan ledakan bom.
Dosen luar biasa untuk mata kuliah psikologi industri di Unpad Bandung ini mengaku panggilan hati-lah yang menyebabkan dirinya memutuskan mundur sebagai profesional di perusahaan multinasional. “Dulu saya berkarir di dunia akademik kemudian beralih sebagai professional dan akhirnya saya memilih beraktifitas di dunia sosial kemasyarakatan meskipun bukan jadi volunteer karena di sini kami masih menerima gaji walaupun tidak sebesar fasilitas yang saya peroleh sebagai eksekutif profesional,” ujarnya
Mantan Pegawai Negeri Sipil di Departemen Sosial yang memiliki sejumlah anak asuh ini mengaku sangat enjoy dengan aktifitasnya dalam bidang sosial kemasyarakatan. “Sebagai orang yang memilih hidup melajang, saya punya lebih banyak waktu untuk menghabiskan hari-hari saya dalam aktifitas untuk membantu mereka yang kurang beruntung,” kata Alumnus Unpad Bandung yang pernah selama 10 tahun mengajar di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung ini pula.
Kepuasan lain yang diperoleh Mir dengan aktifitasnya saat ini adalah saat bertemu dengan anak-anak muda yang punya idealisme dan keinginan yang sama dengan dirinya untuk berbuat baik untuk orang lain. “Jadi kepuasan batin-nya beda dan jiwa saya sepertinya lebih condong ke LSM,” kata Mir yang kian menikmati hari-harinya bersama sejumlah anak asuhnya yang sebagian besar adalah anak-anak mantan pengemis dan pengamen jalanan. “Saya senang bisa melihat anak-anak jalanan yang setelah dibina di sini jadi punya masa depan. Mereka dapat bersekolah dan hidupnya normal seperti layaknya anak-anak lain yang butuh belajar, bermain dan diperhatikan oleh orang-orang dewasa disekitarnya,” tambah Mir. (Ita)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar