Senin, 20 April 2009

Profil Selebriti

Penjiwaan Peran Ine Febrianti

Sudah sejak beberapa tahun lalu, artis cantik Ine Febrianti bermimpi menjadi seorang sutradara agar dapat menghasilkan film berkualitas, bukan sutradara instan. Menurut ibu dua anak hasil pernikahannya dengan Yudi Datau itu, kalau cuma membawa kamera terus membuat film tanpa ada penjiwaan di dalamnya, setiap orang pasti bisa. “Aku tak ingin yang seperti itu, aku ingin ada proses belajar secara terus-menerus agar menjiwai setiap film yang aku buat apapun jenis filmnya dan apa pun jenis filmnya panjang atau pendek,” kata sutradara yang sudah menghasilkan beberapa film pendek dan film dokumenter tersebut.
Tanpa bermaksud menyinggung profesi lain dalam dunia seni peran, perempuan cantik berusia 31 tahun tersebut mengaku, untuk menjadi seorang sutradara yang baik, tidak semudah menjadi pemain sinetron. Bermain sinetron dan teater seperti yang dilakukannya selama ini menjadi bekal baginya dalam menggeluti profesi sebagai sutradara. “Setidaknya lebih paham dibandingkan orang yang tidak pernah jadi pemain tahu-tahu pingin jadi sutradara,” tambahnya.
Sebagai sutradara, kemampuan Ine saat ini tengah diuji dengan menyutradarai beberapa film dokumenter milik Departemen Pertanian. Karena kesibukannya tersebut, Ine akan banyak menghabiskan waktunya berkeliling daerah, guna membuat film-film tentang kehidupan petani yang memang banyak berada di berbagai daerah. “Ini kesempatan besar buat saya mempelajari dan mengasah kemampuan saya di bidang penyutradaraan,” kata Ine.
Ine mengaku untuk menjadi sutradara memang tidak mempelajarinya melalui pendidikan formal. “Tapi, tidak semua bidang keahlian harus dilalui dengan pendidikan formal. Banyak juga orang-orang orang yang sukses belajar sendiri dan tidak memiliki pendidikan formal karena dia menekuninya dengan serius,” kata Ine memberi alasan.
Tentang kecantikan dan kulit putihnya, Ine mengaku tak takut menjadi hitam dan jelek kalau nanti kepanasan karena menjadi sutradara. “Menurut saya, cantik itu lebih penting dari dalam daripada kelihatan cantik di luar saja. Apalagi kalau pekerjaan ini dinikmati, tidak akan terasa ada beban,” tambahnya.
Ine juga mengaku sangat enjoy meskipun repot karena harus memboyong kedua buah hatinya yang kini berusia 3 tahun dan 1,5 tahun. “Yang pasti saya juga akan bawa pengasuhnya. Toh saya juga tidak melakukan semuanya sendiri, akan ada tim yang membantu,” katanya. Oke deh Ine, selamat bekerja. (Ita)

Profil Eksekutif

Kepuasan Batin Miriam Nainggolan
Bagi Miriam Nainggolan, keberhasilan seseorang apalagi yang memilih berkarir di bidang sosial kemasyarakatan tidak bisa diukur secara materi. “Menjadi seorang eksekutif professional di bidang HRD dengan menjadi seorang eksekutif di LSM memiliki kepuasan yang mungkin tak jauh berbeda karena sama-sama bekerja untuk mencerdaskan orang banyak,” kata mantan direktur HRD Agro Manunggal Group yang pada tahun 2000 memilih menjadi Direktur Eksekutif Komnas HAM itu.
Menurut wanita yang biasa disapa Mir ini, keberhasilan seseorang yang bekerja dan beraktifitas dalam bidang sosial kemasyarakatan tidak bisa diukur secara materi karena bisa berbuat sesuatu yang lebih bermanfaat dan bermakna bagi orang lain. “Memang benar di HRD kita bekerja untuk mencerdaskan orang, tetapi bedanya, di sini kami harus lebih banyak menggunakan hati dan perasaan, lebih meningkatkan rasa empati kita karena bertemu langsung dengan golongan masyarakat yang tidak beruntung,” tambah Direktur Eksekutif Yayasan Pulih tersebut.
Setelah beberapa tahun malang melintang di Komnas HAM, Mir akhirnya benar-benar menggeluti dunia LSM sepenuhnya. Sekitar tahun 2003, perempuan yang memilih hidup melajang ini bergabung dengan Yayasan Pulih sampai sekarang. Yayasan Pulih adalah sebuah lembaga non profit dengan aktifitas psikososial berbasis komunitas yang bekerja untuk pemulihan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), korban konflik, serta mereka yang mengalami trauma akibat bencana alam dan ledakan bom.
Dosen luar biasa untuk mata kuliah psikologi industri di Unpad Bandung ini mengaku panggilan hati-lah yang menyebabkan dirinya memutuskan mundur sebagai profesional di perusahaan multinasional. “Dulu saya berkarir di dunia akademik kemudian beralih sebagai professional dan akhirnya saya memilih beraktifitas di dunia sosial kemasyarakatan meskipun bukan jadi volunteer karena di sini kami masih menerima gaji walaupun tidak sebesar fasilitas yang saya peroleh sebagai eksekutif profesional,” ujarnya
Mantan Pegawai Negeri Sipil di Departemen Sosial yang memiliki sejumlah anak asuh ini mengaku sangat enjoy dengan aktifitasnya dalam bidang sosial kemasyarakatan. “Sebagai orang yang memilih hidup melajang, saya punya lebih banyak waktu untuk menghabiskan hari-hari saya dalam aktifitas untuk membantu mereka yang kurang beruntung,” kata Alumnus Unpad Bandung yang pernah selama 10 tahun mengajar di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung ini pula.
Kepuasan lain yang diperoleh Mir dengan aktifitasnya saat ini adalah saat bertemu dengan anak-anak muda yang punya idealisme dan keinginan yang sama dengan dirinya untuk berbuat baik untuk orang lain. “Jadi kepuasan batin-nya beda dan jiwa saya sepertinya lebih condong ke LSM,” kata Mir yang kian menikmati hari-harinya bersama sejumlah anak asuhnya yang sebagian besar adalah anak-anak mantan pengemis dan pengamen jalanan. “Saya senang bisa melihat anak-anak jalanan yang setelah dibina di sini jadi punya masa depan. Mereka dapat bersekolah dan hidupnya normal seperti layaknya anak-anak lain yang butuh belajar, bermain dan diperhatikan oleh orang-orang dewasa disekitarnya,” tambah Mir. (Ita)

Entrepreneur

Bukhari Usman
Lewat Kejujuran, Taklukkan Metropolitan

Keberhasilan membangun sebuah perusahaan serta mengembangkannya menjadi sebuah industri yang mampu bersaing, sebuah impian yang telah terealisasikan oleh PT Tachimita Hoka Utama sebuah perusahaan mesin High pressure dan washer. Bagaimana Perusahaan itu dapat berkembang, apa yang menjadi faktor utamanya?

Tahun 2000 memang telah menjadi era bagi para pengusaha untuk bangkit dari keterpurukannya setelah mengalami krisis moneter yang berkepanjangan, tidak hanya di Indonesia negara-negara lainpun mengalami masa krisis tersebut. Melihat mulai bangkitnya perekonomian Indonesia, ternyata ditanggapi positif oleh para praktisi usaha dan investor asing. Salah satunya PT Tachimita Hoka Utama yang dirintis oleh Bukhari Usman. Walaupun perusahaan ini tidak secara langsung berpengaruh dengan faktor itu, namun berdirinya perusahaan tersebut pada 27 Mei 2000 memang bertepatan disaat perekonomian mulai menunjukkan perbaikan.
Bermodalkan uang pinjaman dari seorang teman, Bukhari membangun PT Tachimita Hoka Utama dengan modal kejujuran serta ilmu yang dipelajari saat kuliah dan pengalaman kerja. Kendati sempat jatuh bangun, kini usahanya terus memperlihatkan kesuksesan. Jejak kesuksesan Bukhari mulai terlihat disekitar bulan Maret 2000 terutama saat lolosnya proposal order sebagai pemasok kebutuhan bahan kimia yang diajukan oleh Bukhari kepada PT Trakindo sebesar Rp 38,85 juta. Namun, anggaran tersebut masih dinilai kurang sebagai modal.
Entah dari mana ide yang didapat oleh Bukhari sampai terfikir Fauzi Iskak Direktur Bandung Prima ditunjuk untuk membantu dirinya menambah kekurangan modal tersebut. Menariknya, Fauzi bukan saudara ataupun seorang teman, dia hanya sosok pengusaha yang baru saja dikenal. Tapi itu bukan kendala untuk menghalangi kebulatan tekadnya, dengan mengunakan angkot Bukhari akhirnya dapat menemui Fauzi Iskak. Ternyata perjuangan Bukhari tidak sia-sia, walau baru sekali bertemu, Fauzi merasa melihat sosok lulusan Fakultas Teknik Mesin Universitas Syah Kuala ini penuh dengan motivasi dan jujur, uang senilai 20 juta pun diperoleh Bukhari dengan penuh keluguan.
Nasib baik terus memayungi Bukhari, belum sempat uang cair, lagi-lagi dirinya mendapat sebuah order. Ia pun berfikir untuk membutuhkan modal tambahan sekitar Rp 80 juta supaya mampu menjalankan order, Fauzi Iskak pun menyanggupinya. Penilaian Bos BeKaos melihat sebuah motivasi tinggi dan kejujuran di dalam diri Bukhari tidak salah, terbukti ia dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Pada Mei 2000 ia mendapat order lagi dan butuh modal Rp 90 juta. Kembali Fauzi Iskak membantunya.
Sebagai seorang pengusaha dan sahabat, Fauzi memberikan wejangan kepada Bukhari supaya membuat Perusahaan atas nama sendiri agar produksinya dapat lebih maju dan berkembang, apalagi order sudah mulai banyak berdatangan. “Akhirnya saya mendirikan usaha dengan bendera sendiri, karena selama ini saya menggunakan bendera orang lain,” imbuh satu-satunya anak laki-laki dari pasangan Usman-Maryam ini. Pada 27 Mei 2000 Bukhari mendirikan PT dengan nama Tachimita Hoka Utama. Tachimita Hoka diambil dari bahasa Aceh berarti coba cari kemana. “Nama itu mengingat Saya sewaktu belum mempunyai modal”, kenang pria Asli Aceh ini yang pernah menjual nasi bungkus di Kampus.
Meski sudah berjalan dengan perusahaan sendiri dan order mulai berdatangan, Bukhari belum juga memiliki fasilitas penunjang kerja, seperti fax dan komputer. Akhirnya wartel tetangganya ditunjuk untuk menerima fax order dari klien. tetapi itu hanya berjalan sebentar saja, agar bisa meningkatkan pertumbuhan usahanya secara siginifikan, ia pun mulai mencari talangan dana untuk membeli komputer dan mesin fax. Setelah enam bulan memiliki komputer dan fax, usahanya terus berkembang pesat. Bukhari mengontrak sebuah rumah di dekat pemakaman umum. Baru seminggu pindah kantor, Bukhari sudah berhasil membeli mobil Kijang. Satu tahun sesudah itu berhasil membeli rumah di Kompleks Merpati, seluas 365 M2, waktu itu seharga Rp 200 juta,
Tiga bulan kemudian ia berhasil membeli ruko senilai Rp 350 juta di Jalan Peta Selatan dan kini menjadi kantornya. Namun, karena uangnya kurang, separuhya ditalangi bank.
Perjalanan PT Tachimita Hoka Utama menjadi pemosok untuk perusahaan Mining kian hari kian menanjak, apalagi setelah mendapatkan kepercayaan dari pengusaha Italia yang merupakan owner Idrobase sebuah perusahaan mesin-mesin cleaning, seperti High pressure dan vacum cleaner. Beberapa produk yang dipasok antara lain: HP Washer (cold,hot nebulizers), Power Equipment (gas pressure washer, hot water towers), dan Specialty equipment (flat surface clearners, telescoping wands).
Awalnya usaha PT Tachimita Hoka Utama fokus pada Chemical for Industry, seperti Super Degreaser, Floor Cleaner, Paint Remover. Setelah 2 tahun berjalan mulai membuka devisi baru yaitu devisi Plastik, kini beberapa Hotel bintang lima mengorder plastik darinya. Peluang keuntungan semakin terlihat dengan melihat banyaknya perusahaan pertambangan yang membutuhkan plastik untuk melakukan Blasting.
Tidak hanya perusahaan Idrobase saja yang menaruh kepercayaan kepada PT Tachimita Hoka Utama untuk menjadi agen di Indonesia, Perusahaan B.E yang berpabrik di kanada asal Amerika pun menjadi pemasok juga. “Saya tidak tahu kenapa perusahaan Idrobase dan B.E mempercainya, mungkin mereka melihat antusias dan motivasi Saya yang tinggi. Padahal perusahaan Saya tidak besar”. Ujar pria yang datang ke Jakarta bermodal sisa uang 3 ribu rupiah dari tanah kelahiran Aceh, saat berbincang dengan People and Bussiness di kantornya pertengahan Juli kemarin.
Kunci keberhasilan Bukhari selama ini adalah kejujuran kepada klien. Setiap produk yang ditawarkan kepada klien selalu dijelaskan secara mendetail terutama informasi-informasi mengenai kelebihan dan kelemahannya produk, agar tidak mengecewakan klien.
Prinsip modal kejujuran dan memberikan kepuasan kepada suplier atau konsumen diajarkan pula kepada 10 karyawannya, sebagai kunci kesuksesan perusahaan. Bayangkan saja dengan mengutamakan kepercayaan, para pelanggan yang mengorder barang darinya selama ini tidak perlu datang langsung ke kantornya. Biasanya para konsumen dalam melakukan semua transaksi berdasarkan atas saling percaya. selama ini penjualan lebih banyak ke daerah Irian Jaya dan Kalimantan, sementara penjualan di daerah Aceh tidak terlalu signifikan.
Selama tujuh tahun belakangan ini, omzet yang telah diraih perusahaan Bukhari Usman cukup bervariatif sekitar 800 juta per bulan, providnya sekitar 20% sampai dengan 30%. “Berbicara omzet kami relatif dan bervariatif, yah kadang naik kadang turun”. Tambah pria yang telah kehilangan sanak saudaranya di Aceh akibat Tsunami.
Sekarang ini yang menjadi obsesi Bukhari Usman adalah mengembangkan distributor untuk menjual mesin high pressure dan washer ke seluruh daerah di Indonesia, menambah jumlah cabang yang sudah ada seperti di Aceh dan Balikpapan. Daerah yang sudah dipastikan yaitu di Pontianak. Selain itu, menginginkan PT Tachimita Hoka Utama dapat bersaing secara sehat dengan para kompetitornya.











Entrepreneur

Menjual Kreativitas
Pietra Sarosa, RFA,MSM*)


“Nyeleneh,” sebuah kata bahasa jawa (yang saya sendiri tidak tahu apakah termasuk bahasa baku atau tidak) yang bisa diterjemahkan secara bebas menjadi “aneh” atau “tidak umum”. Meskipun aneh dan tidak umum, ternyata hal-hal yang “nyeleneh” pun laku dijual, termasuk kata-kata “nyeleneh”. PT. Aseli Dagadu Djokdja (ADD) atau biasa disebut dengan Dagadu, seperti diulas di People & Business edisi Juli lalu, berhasil mentransformasi kata-kata “nyeleneh” dalam kaos dan aneka produknya menjadi sebuah komoditas yang laku dijual bahkan berhasil membawanya menjadi ikon kota Yogyakarta.
Ada beberapa hal menarik dari manajemen Dagadu yang layak diangkat pada tulisan kali ini antara lain mengenai konsistensi dan fokus Dagadu pada kompetensi intinya, serta adanya regenerasi atau suksesi terkait dengan sumber kreativitas Dagadu.

Fokus pada Kompetensi Inti
Fokus pada kompetensi inti adalah sebuah prinsip yang mudah diucapkan, namun pada kenyataannya tidaklah mudah. Banyak perusahaan yang tergoda berekspansi diluar kompetensi intinya karena melihat besarnya iming-iming besarnya profit tanpa melihat bahwa tanpa adanya kompetensi di bidang tersebut, maka iming-iming
Dagadu menyadari betul bahwa “jualan” utamanya bukanlah kaos, melainkan kreativitas. Untuk itu, mereka tetap fokus pada keunggulan utamanya yaitu kreativitas dan tidak membuang-buang sumber daya yang dimilikinya untuk masuk ke bidang yang bukan merupakan kompetensi inti mereka, misalnya membuat pabrik garmen untuk memproduksi sendiri semua kaos mereka. Dagadu memilih untuk berkonsentrasi pada proses kreatif sehingga proses manufaktur yang dilakukan pun terbatas pada pembuatan barang contoh atau dummy.
Dengan fokus pada kompetensi inti yang banyak menelan investasi bukan pada barang modal, melainkan pada manusia maka Dagadu tetap bisa menjaga tingkat efisiensi perusahaan. Di sisi lain, Dagadu tentu harus ekstra menjaga SDM yang berbakat karena selain relatif sulit mengkader SDM di bidang kreatif, SDM di bidang ini juga termasuk relatif rentan pembajakan dari kompetitor.

Suksesi Kreativitas
Pada saat Dagadu terlahir tahun 1994 silam, pendirinya adalah sekelompok mahasiswa yang tidak diragukan lagi tingkat ke-nyeleneh-annya. Namun sekarang, situasinya tentu sudah jauh berbeda. Para founding fathers Dagadu yang dulunya nyeleneh belum tentu di usia sekarang masih bisa menjaga daya kreativitas yang diatas rata-rata itu.
Untuk itu diperlukan adanya pergantian sumber kreativitas untuk mencegah Dagadu terjebak dalam ide-ide basi dan out of date. Dagadu sendiri mengantisipasi hal ini dengan cukup baik, terlihat dari dibentuknya sebuah studio kreatif yang berfungsi sebagai pusat ide kreatif Dagadu. Studio kreatif ini terdiri dari beberapa orang yang memang difungsikan untuk menghasilkan ide-ide segar yang akan dituangkan dalam bentuk kata-kata dalam kaos dan aneka produk Dagadu lainnya.
Tantangan yang ada sekarang adalah bagaimana founding fathers Dagadu ini menjaga agar studio ini tetap menghasilkan karya yang selalu sesuai dengan perkembangan selera anak muda jaman sekarang, tetap jeli memantau perkembangan Jogja untuk dituangkan dalam , namun sekaligus tidak kehilangan ciri dan identitas khas Dagadu. Disini tentu juga membutuhkan kebesaran hati dari para founding fathers untuk tidak memaksakan ide-idenya dalam setiap produk Dagadu namun menyerahkan sepenuhnya kepada studio kreatif.
Saya pikir Dagadu adalah contoh yang cukup baik bagi perusahaan –terutama mereka yang bergerak di bidang kreatif, tentang bagaimana manajemen kreativitas secara baik dan sustainable. Salut untuk Dagadu!

Pietra Sarosa, RFA,MSM
Managing Partner Sarosa Consulting Group
Konsultan Small Business & Entrepreneurship
Email: pietra@sarosaconsulting.com

Inspirasi

Theresopportunitynowhere

Oleh AN Ubaedy
Anggota Dewan Redaksi People & Business

Teori peluang mengajarkan bahwa dunia dan seisinya ini bisa digambarkan seperti susunan huruf Theresopportunitynowhere. Sebagai manusia yang diberi kebebasan memilih, kita bebas menyusunnya menjadi kalimat There is opportunity now here. Tapi bisa juga menyusunnya menjadi There is opportunity no where. Semua terserah kita.
Orang optimis memiliki pandangan hidup yang fair, adil atau sesuai dengan bagaimana hidup ini bekerja sesuai dengan ketatapan Tuhan. Sebagai contoh, misalnya Anda ingin menjadi pengusaha. Jika Anda hanya menerima keberhasilan atau keuntungan, tetapi Anda tidak menerima keberhasilan atau keuntungan, tetapi Anda tidak bisa menerima kerugian atau kegagalan. Ini namanya kurang fair. Pandangan semacam inilah yang kerap membuat kita pesimis.
Bagaimana melihat segala sesuatunya dengan fair? Baik agama atau ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa ketika kegagalan belum terjadi, maka kita harus berusaha mengantisipasi, menutup celah, atau berusaha seoptimal mungkin untuk berhasil. Tetapi ketika kegagalan itu sudah terjadi, maka yang diperintahkan adalah mengakui keberadaannya dan menerima sebagai landasan atau dasar untuk memperbaiki diri. Ini akan membuat kita tetap optimis.
Kebanyakan kita tidak bisa menjadi orang optimis karena menolak hal-hal buruk yang sudah terjadi (bukan menerima untuk memperbaiki diri) atau menolak hal-hal selain yang kita inginkan (menjadi perfeksionis yang salah). Para pakar kesehatan mental menyimpulkan, salah satu penyebab yang membuat orang gagal memiliki harapan optimistik adalah sikapnya yang kurang sehat.
Bagaimana sikap dan pandangan yang kurang sehat itu? Salah satunya adalah ketika kita tidak bisa menerima kenyataan dengan berbagai macam warna-warninya kehidupan. Ketika kita tidak bisa menerima kenyataan hidup ini apa adanya, yang kerap terjadi malah membuat kita mudah terkena stress. Kalau sudah begini, harapan kita juga terancam. Tetaplah berharap akan adanya kehidupan yang lebih baik tetapi juga harus sadar terhadap kenyataan hidup yang ada yang terkadang baik-baik saja, kadang juga tidak terlalu baik.
Terkait dengan pandangan hidup ini, sebetulnya semua manusia memiliki alasan yang tepat untuk pesimis atau optimis. Kalau bicara alasan yang bermanfaat untuk kita, tentu alasan optimis yang jauh lebih bermanfaat untuk kehidupan kita. Jadi, yang perlu kita ingat di sini adalah membedakan alasan yang menurut kita benar dan alasan yang bermanfaat untuk kita. Dietrich
Bonhoeffer mengatakan, esensi dari optimisme bukan untuk mengubah kenyataan yang sudah menimpa kita, tetapi kita butuhkan untuk mengubah kenyataan yang belum terjadi. Optimisme adalah sumber inspirasi, vitalitas dan harapan. Optimisme akan mendorong kita untuk mengangkat pandangan mata lebih atas, menciptakan masa depan bagi diri sendiri dan tidak menjadikan masa depan sebagai sumber ketakutan atau ancaman.
Pandangan hidup adalah pilihan yang kita ciptakan. Kalau kita menciptakan pandangan yang positif terhadap diri sendiri, ini tidak berarti di dalam diri kita tak ada hal-hal negatif. Demikian juga kalau kita menciptakan pandangan yang positif terhadap keadaan, tidak berarti di sana tidak ada hal-hal negatif. Hal-hal positif ada di mana-mana, demikian juga hal-hal yang negatif. Yang ditawarkan kepada kita adalah pilihan.
Karena itu, ada istilah yang kerap dikemukakan oleh para motivator yakni half full, bukan half empty. Dunia dan seisinya ini bisa digambarkan seperti gelas yang berisi separuh air. Anda bisa mengatakan gelas tersebut setengah isi, atau bisa saja menyebut setengah kosong. Kedua pandangan tersebut kedua-duanya memang benar, tapi yang kita kehendaki adalah bukan memilih salah satu mana yang benar, melainkan mana yang lebih bermanfaat.

HR

HR in New Business Paradigm
Bagaimana HR Manager turut berperan dalam perusahaan modern, kerja sekarang hasilnya untuk anak cucu kita mendatang?

Oleh: Urip Sedyowidodo, Praktisi Pengembang SDM & Organisasi.

Sudah terbiasa dan sering kita dengar istilah New Paradigm. Apa implikasi terhadap organisasi kita yang notabene adalah organisasi usaha? Cara pandang baru (new paradigm) kita terhadap masa depan bisnis yang kita tekuni selama ini akan sangat berpengaruh terhadap cara kerja kita sehari-hari.
Bayangkan, perusahaan ini 10 tahun mendatang. Atau kenapa tidak 100 tahun lagi? Pada masa mendatang, bukan saja kita sudah tidak ada kecuali ada keajaiban, akan tetapi juga yang menjalankan usaha ini adalah cucu kita, mungkin cicit kita. Itu pasti secara rasional. Implikasinya adalah, bagaimana saat ini kita bangun organisasi usaha ini agar bertahan selama-lamanya untuk anak cucu kita bisa meneruskannya dengan lebih baik-mudah-cepat-cerdik selain murah ( BETTER - EASIER – FASTER – SMARTER, also CHEAPER). Implikasinya menjadi jelas karena kita bukan hanya memikirkan keuntungan semata-mata.

Seperti ungkapan seorang CEO tentang penilaian prestasi karyawan, “.. tidak penting melihat kebelakang apa prestasi masa lalu kita, tapi lebih penting melihat ke masa depan – apa yang ingin kita raih-, dalam konteks Penilaian Performance, CEO ini mengingatkan kita bahwa jangan terpaku pada PE (Performance Evaluation), tapi fokuslah pada PM (PEFORMANCE MANAGEMENT) – bagaimana mengelola staff dan memastikan bahwa mereka bekerja dengan benar dalam mengerjakan hal-hal yang benar. ….!”, begitu kira-kira pesan sang CEO.

Para CEO memberi pedoman kepada kita, bahwa ukuran dari hal-hal yang benar adalah HUMAN ASPECTS dalam pekerjaan yaitu:
Attitude : harus selaras dengan value organisasi.
Skill: memiliki kecakapan Teknis dan Interpersonal.
(willing to) Learn: semangat belajar terus menerus selalu sesuai tuntutan bisnis.
Leadership: kemampuan seseorang untuk memimpin, memberi inspirasi, visioner, memberdayakan team.

Apakah cukup dengan bekal pengetahuan itu kita bangun organisasi usaha kita untuk ANAK-CUCU kita MASA DEPAN?

Bertindaklah! Ajak kolega anda, para business managers. Kita harus duduk bersama, untuk mengidentifikasi alat ukur (measurements tools) apa yang unik untuk organisasi kita dalam mengukur human aspects sesuai tujuan perusahaan kita, sehingga anak cucu kita di masa depan bisa meneruskan menjalankan organisasi dng lebih baik-mudah-cepat-cerdik selain murah.
Dave Ulrich, Guru Besar Harvard Business School, mengajak kita untuk menjalankan 4 peran HRD sebagai dasar efektif program pencapaian tujuan bisnis yaitu Business Partner, Change Agent, Employee Champion, dan Administrative Expert.

Di pihak lain fungsi Manajemen HRD yang mencakup 3 bagian utama yaitu Hire, Utilize, dan Fire kemudian dikembangkan berdasarkan Sistematika Manajemen HRD, ini dapat dibagi ke beberapa sub sistem misalnya Recruitment, Performance, Compensation & Benefit, Manpower Plan, Job Design sampai dengan Retirement Plan.

Persoalannya kemudian bagaimana para Manager HRD menjabarkan 4 peran di atas ke dalam semua sub sitem HRD tersebut. Keberhasilannya akan tampak dari efektivitas seluruh program HRD yang strategis berkaitan dengan tujuan bisnis, yang tak lain adalah profitabilitas. Semakin efektif sebuah program HRD akan semakin tampak pada tingkat kompetensi, motivasi dan kepuasan karyawan.


CEO

DR (H.C) Martha Tilaar
CEO Martha Tilaar Group
Pemimpin Sekaligus Ibu bagi Karyawan

Sebagai salah satu pengusaha sukses di Indonesia, perjalanan hidup dan perjuangannya sungguh kaya warna. Apa tantangan yang ia hadapi dan bagaimana rencananya ke depan?

Perjalanan karir Martha Tilaar menjadi salah seorang pengusaha papan atas, ternyata cukup menarik untuk disimak. Perempuan kelahiran Kebumen, Jawa tengah, 4 September 1937 lalu ini, tidak terbesit sedikitpun untuk menjadi pengusaha. Cita-citanya waktu itu hanya ingin menjadi seorang pengajar atau guru, dan cita-cita itupun ahirnya tercapai.
Namun nasib berkata lain, sejak menikah dengan seorang pendidik, Prof. Dr. H.A.R Tilaar, ternyata kehidupannya serba kekurangan. Penghasilan seorang guru saat itu tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga dengan 4 anak. Oleh karenanya supaya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya, Martha mulai mencari jalan keluar, salah satu solusinya adalah berwiraswasta.
Di kalangan keluarga, Martha memang bukan orang yang pintar dibandingkan dengan kakak dan adiknya. Bahkan sejak kecil dirinya selalu mengalami sakit-sakitan, tak kurang 13 dokter telah merawatnya. Melihat kondisi tersebut, Ibundanya mengajarkan cara hidup how to solve the problem. Bekal dari sang ibu ternyata membawa pengaruh besar, apalagi sebuah cikal bakal potensi menjadi pengusaha telah terlihat di dirinya.
Ketika berbincang dengan People and Bussiness beberapa waktu lalu, pendiri dan chairman Martha Tilaar Group ini bercerita bahwa sejak sekolah dirinya sudah mulai mencari uang sendiri, agar dapat menambah uang jajan. Sifat kerja keras dan kreatif memang sudah tertanam. Martha bekerja keras dengan berdagang keliling menjual kerajinan tangan, merangkai tanaman Sogok Telik dan Jali-jali Putih yang diambil dari halaman eyangnya. Melihat motivasi yang begitu besar, Eyang Martha Tilaar akhirnya tertarik untuk menularkan dan memperkenalkan usaha lain yaitu ramuan jamu. Nah dari Eyang Pranata lah langkah awal Marta Tilaar mengenal ramuan jamu hingga sukses menjadi seorang pengusaha ramuan jamu kecantikan seperti sekarang.
Pendalaman mengenai kecantikan terus dilakukan. Salah satunya saat Martha berdiam di Amerika Serikat untuk mengikuti suaminya yang sedang menjalani tugas belajar, dengan mendatangi Academy of Beauty Culture, Bloomington, Indiana, AS. Setelah lulus dari akademi, Martha membuka praktek salon kecantikan di negeri Paman Sam ini. Melalui brosur sederhana yang disebar ke universitas, serta menghampiri kediaman mantan dosen untuk menghias istri-istri mereka, Martha berkeliling dari pintu ke pintu.
Berbeda dengan di luar negeri, setalah kembali ke Jakarta ternyata keadaan cukup berbeda. Kalau negara lain Martha cukup dikenal, baik sosok maupun produk-produknya, sementara saat memulai karir di Jakarta, peraih gelar doktor kehormatan untuk bidang Fashion and artistry dari world University Tuscon, Arizona, Amerika Serikat tahun 1984 cukup diremehkan. Tapi hal itu bukan masalah bagi perempuan ulet ini. Bermula dari halaman garasi sang ayah Yakob Handana, yang terletak di Kawasan Menteng, perempuan lulusan IkIP Jakarta ini, mendirikan sebuah salon kecantikan sederhana berukuran 6X4 Meter dengan nama Martha Salon. Dari tempat itulah ia membuat produk-produk kecantikan berbahan alami. Karena waktu itu belum mempunyai uang untuk beriklan di media, maka untuk mengenalkan usaha salonnya tersebut, Martha menggunakan jasa tukang koran untuk menyebar brosur-brosur. “Di tahun 1970an saya mulai meramu produk buatan sendiri dengan kelinci percobaan saya sendiri,” kenangnya.
Pada tahun 1975 ia mulai membuat kosmetik. Sempat belajar ramuan dengan Balian (sebutan dukun di Bali) orang-orang pun menganggap wanita ini yang pernah menerima Anugerah Teknologi Siddhakretya atas karya terapan terunggul, di tahun 2002 ini sebagai orang tak waras. Orang-orang masih saja memandang Sari Ayu Martha Tilaar dengan sikap acuh. Kepahitan cukup terasa, takkala dirinya ingin melebarkan sayap membuka cabang di tempat lain. Ketika hendak menyewa dan membuka gerai jamu dan kosmetik di suatu Mall Jakarta, pemilik tempat tidak mau menerima, karena produk Martha Tilaar dinilai tidak bermerek.
Respon atas penolakan itu, Pada Mei 1995, Martha mendirikan Puri Puri Ayu Martha Tilaar, sebagai gerai jamu dan kosmetika Sariayu sekaligus digunakan untuk pusat pelayanan konsumen. Gerai dan pusat pelayanan konsumen ini berada dalam payung usaha PT Martha Beauty Galery. Gerai Puri Ayu Martha Tilaar pertamakali berdiri di Graha Irama, di kawasan elit kuningan, Jakarta Selatan, lalu berkembang pesat memasuki kota-kota besar lain di Indonesia.
Mengenai keberhasilan Martha Tilaar menjadi pengusaha tersohor tidak terlepas dari image dirinya yang selalu mempopulerkan kekayaan alam dan budaya Indonesia. Apalagi konsep Senja di Sriwedari menjadi tren tata rias baru. Dari situlah mulai penerima The leading women enterpreneurs of the world, selalu memasukkan tren-tren bernuansa budaya di suatu daerah ke setiap produk Sariayu Martha Tilaar.
Sesudah mencapai puncak keberhasilan, ternyata Martha Tilaar masih memikirkan nasib kaum hawa yang tidak sempat mengeluarkan inner beauty. Setelah menyusun rencana bersama koleganya, akhirnya mereka menelurkan sebuah konsep yang dinamakan community trade, sebagai komunitas pengembangan masyarakat industri kerajinan di Yogjakarta. Hasilnya cukup memuaskan, bahkan melalui keuletan para perajin kaum hawa tersebut hasilnya dapat diekspor ke negara lain, salah satunya Prancis.
Bagi Martha Tilaar untuk menjadi sukses orang harus mempunyai prinsip. Baginya keberhasilannya selama ini karena faktor yang telah diterapkan dalam hidupnya, yaitu falsafah “Djitu” yang berupa singkatan dari Disiplin, Jujur, Iman kuat, Tekun dan Ulet. Sifat kepemimpinan itulah yang menjadi kunci keberhasilan Martha Tilaar membangun perusahaannya menjadi maju. Diungkapkan oleh perempuan bergelar Kanjeng Raden Ayu dari Mangkoenegoro IX kepada P&B, kejujuran merupakan awal dari sebuah kepercayaan, dan itu menjadi modal utama dalam kehidupan, terutama di dunia usaha.
Strategi kepemimpinan yang selalu diterapkan dan diajarkan kepada anak-anaknya serta kepada karyawannya adalah pendekatan emotional trend, di mana dirinya membuat traditional colours menjadi world colours dan fashionable colours. Berdasarkan pendekatan tersebut Martha Tilaar Group berhasil meraih penjualan besar bahkan bisnisnya pernah tumbuh hingga 400%.

Investasi di Bidang Riset
Peraih Prijadarshini Award dari International Federation of Women Enterpreneurs 2000 lalu ini mempunyai gaya kepemimpinan yang cukup unik, di mana dirinya suka mengumpulkan orang-orang yang lebih pintar untuk berkarya, melalui prinsip My leadership concern is trust, and give oportunity, motivation. Ia memang sadar bahwa dengan mengumpulkan orang-orang terbaik di bidangnya maka akan diperoleh hasil terbaik pula.
Melalui riset dan pembangunan atau R&D, tokoh penerima Sahwali Award dari Pusat Informasi dan Pengelolaan Lingkungan, ini mempunyai komitmen yang kuat. Salah satunya ingin menunjukkan bahwa Indonesia tidak ketinggalan di bidang kosmetika dan tata rias. Program yang telah dijalankannya yaitu secara bertahap mengurangi ketergantungan kandungan bahan baku impor, beralih menggunakan bahan baku lokal di setiap produknya. Hasil menggembirakan ini menghantarkan Martha Tilaar hadir dalam forum global compact, di New York, AS, hasil undangan dari Sekjen PBB Kofi Annan.
Di forum tersebut para pengusaha yang diundang diminta mempromosikan praktik berbisnis yang baik dalam hak asasi manusia, tenaga kerja, dan lingkungan hidup. Tujuannya agar setiap pengusaha menempatkan masalah sumber daya manusia, sumber daya alam, lingkungan dan HAM sebagai prioritas penanganan dunia usaha. Sementara ketika berbicara pada pertemuan Komite Pengarah Nasional Global Environment Facility (GEF) Small Grant Program, di Jakarta tahun lalu, CEO dari Martha Tilaar Group tersebut kembali mengangkat ulang komitmennya yang tinggi terhadap produk lokal. Dirinya sangat menyayangkan betapa produk lokal yang selama ini diklaim sebagai warisan budaya bangsa, seperti kain songket asal Palembang ternyata sudah didaftar atau dipatenkan oleh Malaysia. Ia pun cukup risau bila hal ini didiamkan maka tidak mustahil jamu yang dipunyai secara turun temurun akan mengalami hal serupa.
Ternyata komitmen untuk terus memajukan Martha Tilaar Group dan mengembangkan potensi budaya Indonesia dalam bidang jamu kecantikan bukan isapan jempol saja. Diakui oleh Martha Tilaar, waktu lalu pihaknya bekerjasama dengan Negara Prancis untuk laboratorium penelitian parfum. Kemudian tahun 2000 di Leiden University Martha mengirim ahlinya untuk belajar S2, khususnya meneliti dan mengembangkan sistem pengetahuan etnobotani, guna meningkatkan peran pengetahuan tradisi leluhur dalam pemanfaatan tanaman obat di negara berkembang.
Investasi di bidang riset ternyata membawa perkembangan tersendiri dari segi ekspor produk-produk Martha Tilaar. Beberapa negara sudah mengimpor produk Martha Tilaar, seperti Belanda, Suriname, Rusia, Malaysia, dan masih banyak lagi. Begitupun untuk bisnis Spa, ia sudah mempunyai puluhan di luar negeri, salah satunya Malaysia bertempat di Crown Princess Kuala Lumpur. Hebatnya pembukaan Spa dihadiri oleh Permasuri Agung Siti Aishah. Spa itu didirikan khusus untuk memenuhi banyaknya permintaan pelanggan dari salon di City Square, Kuala Lumpur. Selain itu, MTG melakukan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi dan institusi riset baik di ITB, UGM, UI, BPPT, UNPAD, LIPI.

Komitmen Untuk Petani dan Pendidikan
Sebagai perusahaan yang menyangkut dengan produksi pertanian, Martha Tilaar Group (MTG) sangat respon dengan kemajuan kualitas para petani serta pendukung pertanian. Pernah suatu ketika Martha mendatangi Menteri Pertanian untuk berbicara seputar permasalahan pestisida dan pupuk yang terlalu mahal sehingga tidak dapat dijangkau oleh petani. Beberapa poin dicapai dalam pertemuan itu. Salah satunya penggalakan pupuk dari hasil olahan sampah dan daun kering, dengan menggunakan tekno botani yang dimiliki pihak MTG. Mengenai pengembangan kualitas petani, Martha Tilaar pernah mengirimkan pelatihan pertaniaan ke luar negeri.
Tidak sampai situ saja, komitmen terhadap pendidikan juga dilakukan dengan menggelar pendidikan kampung jamu dalam waktu dekat ini. Fokusnya kepada masyarakat di Jakarta dengan program-programnya lebih terkait kepada permasalahan di Jakarta. Selain itu, terus mengembangkan program tanaman obat keluarga atau Toga. Martha juga mendirikan Yayasan Martha Tilaar. Ia mendidik banyak wanita dan ibu-ibu tentang kecantikan. Tujuannya agar mereka bisa merawat diri sendiri, juga dapat mandiri dan membuka usaha.

Boks Komentar

Lany Rahadi
PR Manager Yayasan Martha Tilaar
“Beliau Pemimpin Yang Sangat Keibuan”
Sejak 16 tahun Saya telah ikut dengan Martha Tilaar. Bagi saya sosok Martha Tilaar yang paling menonjol adalah sifat keibuannya. Di saat memimpin Martha Tilaar Group dan Yayasan Martha Tilaar, nuansa kekeluargan pun diciptakan baik di perusahaan maupun di yayasannya. Bagai Ibu dan anak, Martha Tilaar sering berdiskusi dengan karyawannya untuk mendengarkan segala masukan-masukan dari luar, dan masukan tersebut biasanya langsung dikaji. Sementara itu, bila menyampaikan nasehat, Ibu selalu melakukan dengan tutur sapa yang baik.
Bagi saya, hal yang menarik dari diri Martha Tilaar itu adalah seorang pemimpin yang penuh dengan inspiratif, aspiratif dan motivasi tinggi. Baginya kalau orang lain bisa kenapa kita tidak bisa. Berfikir harus positif dan maju. Selain itu, Martha Tilaar sangat memberi perhatian terhadap pengembangan perusahaan dengan inovasi-inovasi, serta pengembangan program pendidikan untuk rakyat kecil.
Martha Tilaar merupakan sosok yang sangat Indonesia, hal itu dirasakan dalam mengembangkan serta membuat produk-produk Martha Tilaar bernuansa Indonesia sekali.