Senin, 20 April 2009

CEO

DR (H.C) Martha Tilaar
CEO Martha Tilaar Group
Pemimpin Sekaligus Ibu bagi Karyawan

Sebagai salah satu pengusaha sukses di Indonesia, perjalanan hidup dan perjuangannya sungguh kaya warna. Apa tantangan yang ia hadapi dan bagaimana rencananya ke depan?

Perjalanan karir Martha Tilaar menjadi salah seorang pengusaha papan atas, ternyata cukup menarik untuk disimak. Perempuan kelahiran Kebumen, Jawa tengah, 4 September 1937 lalu ini, tidak terbesit sedikitpun untuk menjadi pengusaha. Cita-citanya waktu itu hanya ingin menjadi seorang pengajar atau guru, dan cita-cita itupun ahirnya tercapai.
Namun nasib berkata lain, sejak menikah dengan seorang pendidik, Prof. Dr. H.A.R Tilaar, ternyata kehidupannya serba kekurangan. Penghasilan seorang guru saat itu tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga dengan 4 anak. Oleh karenanya supaya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya, Martha mulai mencari jalan keluar, salah satu solusinya adalah berwiraswasta.
Di kalangan keluarga, Martha memang bukan orang yang pintar dibandingkan dengan kakak dan adiknya. Bahkan sejak kecil dirinya selalu mengalami sakit-sakitan, tak kurang 13 dokter telah merawatnya. Melihat kondisi tersebut, Ibundanya mengajarkan cara hidup how to solve the problem. Bekal dari sang ibu ternyata membawa pengaruh besar, apalagi sebuah cikal bakal potensi menjadi pengusaha telah terlihat di dirinya.
Ketika berbincang dengan People and Bussiness beberapa waktu lalu, pendiri dan chairman Martha Tilaar Group ini bercerita bahwa sejak sekolah dirinya sudah mulai mencari uang sendiri, agar dapat menambah uang jajan. Sifat kerja keras dan kreatif memang sudah tertanam. Martha bekerja keras dengan berdagang keliling menjual kerajinan tangan, merangkai tanaman Sogok Telik dan Jali-jali Putih yang diambil dari halaman eyangnya. Melihat motivasi yang begitu besar, Eyang Martha Tilaar akhirnya tertarik untuk menularkan dan memperkenalkan usaha lain yaitu ramuan jamu. Nah dari Eyang Pranata lah langkah awal Marta Tilaar mengenal ramuan jamu hingga sukses menjadi seorang pengusaha ramuan jamu kecantikan seperti sekarang.
Pendalaman mengenai kecantikan terus dilakukan. Salah satunya saat Martha berdiam di Amerika Serikat untuk mengikuti suaminya yang sedang menjalani tugas belajar, dengan mendatangi Academy of Beauty Culture, Bloomington, Indiana, AS. Setelah lulus dari akademi, Martha membuka praktek salon kecantikan di negeri Paman Sam ini. Melalui brosur sederhana yang disebar ke universitas, serta menghampiri kediaman mantan dosen untuk menghias istri-istri mereka, Martha berkeliling dari pintu ke pintu.
Berbeda dengan di luar negeri, setalah kembali ke Jakarta ternyata keadaan cukup berbeda. Kalau negara lain Martha cukup dikenal, baik sosok maupun produk-produknya, sementara saat memulai karir di Jakarta, peraih gelar doktor kehormatan untuk bidang Fashion and artistry dari world University Tuscon, Arizona, Amerika Serikat tahun 1984 cukup diremehkan. Tapi hal itu bukan masalah bagi perempuan ulet ini. Bermula dari halaman garasi sang ayah Yakob Handana, yang terletak di Kawasan Menteng, perempuan lulusan IkIP Jakarta ini, mendirikan sebuah salon kecantikan sederhana berukuran 6X4 Meter dengan nama Martha Salon. Dari tempat itulah ia membuat produk-produk kecantikan berbahan alami. Karena waktu itu belum mempunyai uang untuk beriklan di media, maka untuk mengenalkan usaha salonnya tersebut, Martha menggunakan jasa tukang koran untuk menyebar brosur-brosur. “Di tahun 1970an saya mulai meramu produk buatan sendiri dengan kelinci percobaan saya sendiri,” kenangnya.
Pada tahun 1975 ia mulai membuat kosmetik. Sempat belajar ramuan dengan Balian (sebutan dukun di Bali) orang-orang pun menganggap wanita ini yang pernah menerima Anugerah Teknologi Siddhakretya atas karya terapan terunggul, di tahun 2002 ini sebagai orang tak waras. Orang-orang masih saja memandang Sari Ayu Martha Tilaar dengan sikap acuh. Kepahitan cukup terasa, takkala dirinya ingin melebarkan sayap membuka cabang di tempat lain. Ketika hendak menyewa dan membuka gerai jamu dan kosmetik di suatu Mall Jakarta, pemilik tempat tidak mau menerima, karena produk Martha Tilaar dinilai tidak bermerek.
Respon atas penolakan itu, Pada Mei 1995, Martha mendirikan Puri Puri Ayu Martha Tilaar, sebagai gerai jamu dan kosmetika Sariayu sekaligus digunakan untuk pusat pelayanan konsumen. Gerai dan pusat pelayanan konsumen ini berada dalam payung usaha PT Martha Beauty Galery. Gerai Puri Ayu Martha Tilaar pertamakali berdiri di Graha Irama, di kawasan elit kuningan, Jakarta Selatan, lalu berkembang pesat memasuki kota-kota besar lain di Indonesia.
Mengenai keberhasilan Martha Tilaar menjadi pengusaha tersohor tidak terlepas dari image dirinya yang selalu mempopulerkan kekayaan alam dan budaya Indonesia. Apalagi konsep Senja di Sriwedari menjadi tren tata rias baru. Dari situlah mulai penerima The leading women enterpreneurs of the world, selalu memasukkan tren-tren bernuansa budaya di suatu daerah ke setiap produk Sariayu Martha Tilaar.
Sesudah mencapai puncak keberhasilan, ternyata Martha Tilaar masih memikirkan nasib kaum hawa yang tidak sempat mengeluarkan inner beauty. Setelah menyusun rencana bersama koleganya, akhirnya mereka menelurkan sebuah konsep yang dinamakan community trade, sebagai komunitas pengembangan masyarakat industri kerajinan di Yogjakarta. Hasilnya cukup memuaskan, bahkan melalui keuletan para perajin kaum hawa tersebut hasilnya dapat diekspor ke negara lain, salah satunya Prancis.
Bagi Martha Tilaar untuk menjadi sukses orang harus mempunyai prinsip. Baginya keberhasilannya selama ini karena faktor yang telah diterapkan dalam hidupnya, yaitu falsafah “Djitu” yang berupa singkatan dari Disiplin, Jujur, Iman kuat, Tekun dan Ulet. Sifat kepemimpinan itulah yang menjadi kunci keberhasilan Martha Tilaar membangun perusahaannya menjadi maju. Diungkapkan oleh perempuan bergelar Kanjeng Raden Ayu dari Mangkoenegoro IX kepada P&B, kejujuran merupakan awal dari sebuah kepercayaan, dan itu menjadi modal utama dalam kehidupan, terutama di dunia usaha.
Strategi kepemimpinan yang selalu diterapkan dan diajarkan kepada anak-anaknya serta kepada karyawannya adalah pendekatan emotional trend, di mana dirinya membuat traditional colours menjadi world colours dan fashionable colours. Berdasarkan pendekatan tersebut Martha Tilaar Group berhasil meraih penjualan besar bahkan bisnisnya pernah tumbuh hingga 400%.

Investasi di Bidang Riset
Peraih Prijadarshini Award dari International Federation of Women Enterpreneurs 2000 lalu ini mempunyai gaya kepemimpinan yang cukup unik, di mana dirinya suka mengumpulkan orang-orang yang lebih pintar untuk berkarya, melalui prinsip My leadership concern is trust, and give oportunity, motivation. Ia memang sadar bahwa dengan mengumpulkan orang-orang terbaik di bidangnya maka akan diperoleh hasil terbaik pula.
Melalui riset dan pembangunan atau R&D, tokoh penerima Sahwali Award dari Pusat Informasi dan Pengelolaan Lingkungan, ini mempunyai komitmen yang kuat. Salah satunya ingin menunjukkan bahwa Indonesia tidak ketinggalan di bidang kosmetika dan tata rias. Program yang telah dijalankannya yaitu secara bertahap mengurangi ketergantungan kandungan bahan baku impor, beralih menggunakan bahan baku lokal di setiap produknya. Hasil menggembirakan ini menghantarkan Martha Tilaar hadir dalam forum global compact, di New York, AS, hasil undangan dari Sekjen PBB Kofi Annan.
Di forum tersebut para pengusaha yang diundang diminta mempromosikan praktik berbisnis yang baik dalam hak asasi manusia, tenaga kerja, dan lingkungan hidup. Tujuannya agar setiap pengusaha menempatkan masalah sumber daya manusia, sumber daya alam, lingkungan dan HAM sebagai prioritas penanganan dunia usaha. Sementara ketika berbicara pada pertemuan Komite Pengarah Nasional Global Environment Facility (GEF) Small Grant Program, di Jakarta tahun lalu, CEO dari Martha Tilaar Group tersebut kembali mengangkat ulang komitmennya yang tinggi terhadap produk lokal. Dirinya sangat menyayangkan betapa produk lokal yang selama ini diklaim sebagai warisan budaya bangsa, seperti kain songket asal Palembang ternyata sudah didaftar atau dipatenkan oleh Malaysia. Ia pun cukup risau bila hal ini didiamkan maka tidak mustahil jamu yang dipunyai secara turun temurun akan mengalami hal serupa.
Ternyata komitmen untuk terus memajukan Martha Tilaar Group dan mengembangkan potensi budaya Indonesia dalam bidang jamu kecantikan bukan isapan jempol saja. Diakui oleh Martha Tilaar, waktu lalu pihaknya bekerjasama dengan Negara Prancis untuk laboratorium penelitian parfum. Kemudian tahun 2000 di Leiden University Martha mengirim ahlinya untuk belajar S2, khususnya meneliti dan mengembangkan sistem pengetahuan etnobotani, guna meningkatkan peran pengetahuan tradisi leluhur dalam pemanfaatan tanaman obat di negara berkembang.
Investasi di bidang riset ternyata membawa perkembangan tersendiri dari segi ekspor produk-produk Martha Tilaar. Beberapa negara sudah mengimpor produk Martha Tilaar, seperti Belanda, Suriname, Rusia, Malaysia, dan masih banyak lagi. Begitupun untuk bisnis Spa, ia sudah mempunyai puluhan di luar negeri, salah satunya Malaysia bertempat di Crown Princess Kuala Lumpur. Hebatnya pembukaan Spa dihadiri oleh Permasuri Agung Siti Aishah. Spa itu didirikan khusus untuk memenuhi banyaknya permintaan pelanggan dari salon di City Square, Kuala Lumpur. Selain itu, MTG melakukan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi dan institusi riset baik di ITB, UGM, UI, BPPT, UNPAD, LIPI.

Komitmen Untuk Petani dan Pendidikan
Sebagai perusahaan yang menyangkut dengan produksi pertanian, Martha Tilaar Group (MTG) sangat respon dengan kemajuan kualitas para petani serta pendukung pertanian. Pernah suatu ketika Martha mendatangi Menteri Pertanian untuk berbicara seputar permasalahan pestisida dan pupuk yang terlalu mahal sehingga tidak dapat dijangkau oleh petani. Beberapa poin dicapai dalam pertemuan itu. Salah satunya penggalakan pupuk dari hasil olahan sampah dan daun kering, dengan menggunakan tekno botani yang dimiliki pihak MTG. Mengenai pengembangan kualitas petani, Martha Tilaar pernah mengirimkan pelatihan pertaniaan ke luar negeri.
Tidak sampai situ saja, komitmen terhadap pendidikan juga dilakukan dengan menggelar pendidikan kampung jamu dalam waktu dekat ini. Fokusnya kepada masyarakat di Jakarta dengan program-programnya lebih terkait kepada permasalahan di Jakarta. Selain itu, terus mengembangkan program tanaman obat keluarga atau Toga. Martha juga mendirikan Yayasan Martha Tilaar. Ia mendidik banyak wanita dan ibu-ibu tentang kecantikan. Tujuannya agar mereka bisa merawat diri sendiri, juga dapat mandiri dan membuka usaha.

Boks Komentar

Lany Rahadi
PR Manager Yayasan Martha Tilaar
“Beliau Pemimpin Yang Sangat Keibuan”
Sejak 16 tahun Saya telah ikut dengan Martha Tilaar. Bagi saya sosok Martha Tilaar yang paling menonjol adalah sifat keibuannya. Di saat memimpin Martha Tilaar Group dan Yayasan Martha Tilaar, nuansa kekeluargan pun diciptakan baik di perusahaan maupun di yayasannya. Bagai Ibu dan anak, Martha Tilaar sering berdiskusi dengan karyawannya untuk mendengarkan segala masukan-masukan dari luar, dan masukan tersebut biasanya langsung dikaji. Sementara itu, bila menyampaikan nasehat, Ibu selalu melakukan dengan tutur sapa yang baik.
Bagi saya, hal yang menarik dari diri Martha Tilaar itu adalah seorang pemimpin yang penuh dengan inspiratif, aspiratif dan motivasi tinggi. Baginya kalau orang lain bisa kenapa kita tidak bisa. Berfikir harus positif dan maju. Selain itu, Martha Tilaar sangat memberi perhatian terhadap pengembangan perusahaan dengan inovasi-inovasi, serta pengembangan program pendidikan untuk rakyat kecil.
Martha Tilaar merupakan sosok yang sangat Indonesia, hal itu dirasakan dalam mengembangkan serta membuat produk-produk Martha Tilaar bernuansa Indonesia sekali.






1 komentar:

  1. Artikelnya bagusss...
    Pemimpin memiliki peran yang sangat vital dalam sebuah organisasi. Hidup matinya sebuah organisasi tergantung dari visi misi pemimpnnya.
    Sekedar ingin berbagi aja, barangkali bisa menambah sedikit referensi mengenai kepemimpinan dalam organisasi
    Klik --> Makalah Kepemimpinan

    BalasHapus